Secara
prinsip manusia benci permusuhan dan pertikaian. Relung hatinya akan terpanggil
untuk mencari ketenangan dan kebahagiaan. Sebab pada dasarnya Allah menanamkan
rasa pada manusia untuk mencintai saudaranya, saling kasih sayang, dan saling berbagi.
Lalu merekapun membentuk komunitas, kumpulan orang-orang yang terhubung dengan
apa yang dimiliki dan dipahami. Poin ini yang harus kita cermati, bahwa manusia
hakikatnya kembali kepada fitrah itu sendiri. Dan fitrah pula yang
mengantarkannya.
Kembali fitrah adalah kembali pada kebaikan. Kembali fitrah bukan ucapan dengan lisan saja, tapi kesadaran akan usaha yang perlu dilakukan untuk menggapainya atau menghindarkan diri dari penyesatannya. Fenomena transgender, emansipasi wanita, korupsi dan segala kedurhakaan yang merugikan masyarakat adalah bukti penyimpangan dari pada fitrah. Penyimpangan yang terjadi karena tidak mengingat janjinya sebagai manusia kepada Allah swt, bahwa sudah bersaksi mengikuti perintah-Nya. Karena banyak bermaksiat kepada Allah swt dan tidak menggunakan akalnya dengan baik.
Seorang
muslim yang bersebrangan dengan ideologi agamanya atau merasa semakin jauh dari
Rabb-nya sebenarnya sedang berhadapan dengan dua hal yang harus dituntaskan
untuk mencapai kebahagiaan. Tentang ketenangan, kenyamanan hati, ketentraman
jiwa hanya individu yang tahu. Namun, dirinya tidak bisa berbohong bahwa
kondisi hati dan jiwanya tidak pernah tenang kala harus berjauhan dari
Rabb-nya. Kalaupun kehidupannya, hartanya mampu mengganti kedekatan dengan
Rabb-nya, mungkin ada tembok yang cukup tebal untuk menembus relung hati yang
pada akhirnya tembok itu akan jebol sedikit demi sedikit dijamah dakwah.
Memahami
banyak ilmu tidak menjamin manusia berjalan dalam suasana kebajikan. Selama tidak
ada kemauan untuk mejadi lebih baik, kita akan tetap berada pada kejahilan itu.
Itu sebabnya fitrah lah yang akan meluruskan lajur hidup manusia. Dia mengantarkan
manusia saat berada dalam kebingungan dan ketidak tahuan atas apa yang harus
dilakukannya. Dakwah Rasulullah kepada para assabiwunal awwalun dilakukan
saat ayat-ayat ilmiah belum banyak diturunkan. Fitrahnya sebagai manusia
mengarahkannya kepada Sang Pencipta. Fitrahnya menggebu melahirkan semangat
membela Muhammad saw.
Mereka
yang semakin menua sering diidentikan lebih giat beribadah, lebih dekat dengan
Tuhannya. Hal ini tidak lepas dari setiap pribadi manusia yang mulai sadar
bahwa ketenangan dan kebahagiaan ada pada kedekatannya diri dengan Rabb-nya. Inilat
fitrah manusia yang hakikatnya mengembalikan kepada jalur yang sesungguhnya. Sebenarnya
sejak dini fitrah sudah seharusnya dirasakan dan dipahami, namun banyak orang
merasa berat melangkah ke arah yang ditujukan oleh hati nuraninya. Sebab itu,
tobat seseorang sering diidentikan dengan umur yang renta. Ini terjadi karena keterlambatan
manusia menanggapi indikator-indikator pesan dari fitrahnya sebagai manusia.
Realita
para penyihir Firaun yang harus melihat kekuasaan Allah swt menenggelamkan
mereka dan manusia yang mereka anggap Tuhan akhirnya tunduk pada Allah swt
Tuhan Nabi Musa. Mereka tersadar, mereka tergugah bahwa Tuhan sesungguhnya
adalah Allah swt bukan Firaun. Namun dalam kondisi terhimpit itu mereka melihat
kedamaian dengan meyakini bahwa Allah swt adalah Tuhan yang Esa. Fitrah manusia
memberikan pencerahan kepada kebenaran yang hakiki bahwa Allah Tuhan kami,
Islam agama kami dan Muhammad utusan-Nya. Karena fitrah mengantarkan kemana
seharusnya dia bersujud dan memohon. Kalau bukan karena fitrah, tidaklah kaum
Firaun menyadari bahwa Allah swt Tuhan mereka.
Oleh
karena itu, berdakwah itu sendiri adalah fitrah. Setiap manusia adalah dai, dan
ketenangan, kesejahteraan, kedamaian yang diraihnya ingin juga dirasakan oleh
saudara-saudara sesama manusia. Karena hakikat manusia melihat sekelilingnya
bahagia. Berdakwah jangan dianggap langkah muhal yang kita lakukan,
sebab perjalanannya selaras dengan fitrah setiap objek dakwah. Hanya waktu yang
kita tungguh. Sebab hidayah Allah akan turun, dan hidayah harus dijemput maka
dakwah menjadi sarana menuju kesadaran fitrah dan keberadaan hidayah dalam hati
manusia.
Komentar
Posting Komentar