Dunia maya sering diartikan sebagai media yang digunakan untuk komunikasi jarak jauh dan saranan informasi. Ini merupakan integrasi dari berbagai peralatan teknologi. Ari Lasso menjadikan dunia maya sebagai sarana mendapatkan cinta sejatinya. Sedangkan marak orang-orang mencari profesi yang menguntungkan bahkan berkarir di dunia maya. Ibarat dunia nyata, kita disihir untuk ikut memanjangkan hidup di dunia lain yang bisa digenggam satu tangan. Dunia yang setiap tingkah geraknya dicatat oleh sistem selain Rakib dan Atid.
Dunia maya adalah dunia nyata. Dunia dimana (hampir) segala halnya yang didapati selama hidup kita dapati disana. Disana ada hukum, pola hidup, ekonomi hingga budaya sudah masuk juga. Setengah kehidupan kita ada di dunia maya. Banyak kasus berawal dari media sosial, beberapa dipidana. Banyak juga orang bergantung hidupnya kesana, ada ojek online, vlogger dan ragam jasa. Kekayaan budaya Indonesia pun mulai ditontonkan melalui dunia maya.
Namun jangan salah, disana juga ditemukan jual-beli manusia dan organ tubuh. Disana orang-orang dipenjarakan karena hoax seperti MCA, padahal akun lain dibiarkan. Disana UU ITE berawal. Disana pertarungan politik lebih panas dibicarakan. Disana agama dan ulama dinistakan.
Baiklah. Separuh hidup kita ada di dunia maya, separuhnya lagi dunia nyata. Maka coba untuk bersikap layaknya kalian malu di dunia nyata. Etika harus dijaga, seperti kita berjalan melewati pak RT/RW dengan senyuman. Jangan kira hidup kita menjadi liberal, hingga bebas sebebas-bebasnya. Setiap kita akan mempertanggungjawabkannya, begitu juga dengan hukum yang dirakit dalam bentuk UU ITE.
Suara fals ini keluar dari manusia yang tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa. Tapi tetap saja kita menjadi korban dari gerilya info yang tidak bertanggung jawab. Seperti kebutuhan kita kepada makan, bagaimanapun kita akan dituntut untuk makan agar bertahan hidup. Lalu, timbulah seni mencari makan. Mau tidak mau setiap kita harus mempunyai skill ini. Begitupun informasi, kita acuh atau peduli informasi di dunia maya terus saja betebaran. Perlulah kiranya setiap kita membekali dengan kemampuan literasi yang cukup.
Dari sini kita temukan kolerasi dunia maya dengan literasi.
Dari sini kita temukan kolerasi dunia maya dengan literasi.
Komentar
Posting Komentar