Surat Cinta untuk Pejuang Ilmu
Oleh : Azhar Fakhru Rijal
Oleh : Azhar Fakhru Rijal
Wahai para pejuang ilmu...
Apa yang kalian pikirkan dengan perpisahan?
Bukan jarak, hubungan atau canda tawanya
Tapi sejauh mana kita bersama
Saat dunia terasa menjepit langkah kita
Wahai para pejuang ilmu...
Sekalipun jangan pernah salahkan ilmu yang menjauhkan
Karena sejatinya ilmu menyatukan kita semua
Ilmu bukan barang murah, jangan mau mendapatkannya gratis
DR Adian Husaini berpesan "Jika menuntut ilmu adalah jihad, maka apa yang kita keluarkan untuk menuntut ilmu adalah jihad"
Wahai para pejuang ilmu...
Jangan pula takut ditinggal orang-orang tercinta
Sesungguhnya kita tidak pernah tahu mereka kecuali Allah dan Rasulnya
Maka dari itu permintaan manusia tidak boleh terbelah oleh dunia
Biarkan kebaikan kita menjawab kebaikan Tuhan
Wahai para pejuang ilmu...
Bangunan, tanah dan kebahagiaan bukan hanya kenangan
Namun sebuah ingatan yang kalian sendiri akan menguburnya
Saya katakan, jangan sekali- kali melemparnya sesaat
Bukan hanya karena keteguhan ilmu yang selalu membersamainya
Karena memang disana terdapat kekuatan yang kalian bangun sebelumnya
Yang suatu saat kalian akan memanggilnya kembali
Wahai para pejuang ilmu...
Jangan hitung pengorbanan mu dalam mendapatkannya
Apalagi mundur dan merenung
Padahal kita belum menginjak satupun 6 perkara dari Imam Syafii
Sedangkan orang besar juga menangis melaluinya
Wahai para pejuang ilmu...
Sadarlah jika niat kita termakan kaca mata dunia
Tinggalah bersama tujuan yang tidak mengada-ada
Tuangkan geloramu ke dalam ragam pena
Lalu kita bangun kekuatan yang sudah lama reda
Wahai para pejuang ilmu...
Jangan pernah takut kehilangan
Kebersamaan mungkin saja hilang karena debu dan akar
Sedangkan ilmu yang akan mengembalikannya
Kala itu rumus-rumus mengkhilafkan kenanganmu
Kelak teori itu yang meraciknya menjadi seonggok rindu
Jangan pernah takut kehilangan
Kebersamaan mungkin saja hilang karena debu dan akar
Sedangkan ilmu yang akan mengembalikannya
Kala itu rumus-rumus mengkhilafkan kenanganmu
Kelak teori itu yang meraciknya menjadi seonggok rindu
Wahai para pejuang ilmu...
Gengsimu mungkin akan menelan mentah harapan suci
Gelar, pekerjaan bukanlah sebuah guyonan kecil, bahkan serius
Namun jika kalian keraskan tenaga untuk menggapainya
Maka itulah guyonan wayang dari permainan wayang
Dan kita sedang berada ditengah boneka kayu tak bernyawa
Wahai para pejuang ilmu...
Bertemu, melepas lalu pengganti adalah niscaya pertemanan
Dan di dalamnya terdapat kelezatan pasca kepayahan
Mulailah bernyawa dalam kehidupan dengan karya
Lalu menarilah bersama mereka
Yang karenanya kita menjadi seorang pejuang ilmu
Pangandaran, 9 Juli 2017 02.43
Komentar
Posting Komentar