Perjuangan tak akan kekang oleh zaman.
Jika berjuang hanya karena harta, mungkin sekarang kita akan berbicara bahasa Jepang atau Belanda. Dunia akan sepi dari pujian dan cacian. Bahkan samudera yang luas akan menggenang tanpa ombak, karena tak diricuhkan oleh kaki bangsat yang beradu dengan pembela identitas pribadi dan bersama.
Perjuangan akan hilang tanpa ada yang kita bela. Penjajah dunia dari kelas Eropa hingga Asia ingin membela diri dan hidupnya dan mereka bergerak. Selalu asa yang mereka bela. Dan mereka tidak malu dengan mata sipit atau hidung mancung saat berjuang. Maka mulailah peperangan.
Perjuangan akan hampa jika yang kita bela adalah hal yang lumrah dan mudah rusak. Apa guna kita membela pohon yang akhirnya akan rapuh, patung akan hancur, semuanya akan dimakan usia. Hampa jika apa yang kita perjuangkan hanya kembaran yang sama-sama tercipta dari dua sejoli yang bercinta. Semuanya akan musnah.
Jangan bergarap perjuangan kita akan mulus. Entah bagaimana masalah itu datang padahal awalnya di dunia ini hanya 2 orang yang berlawan jenis. Lalu mereka menemukan masalah. Lantas siapa yang akan menghitung jumlah perdebatan setelah bani Adam memenuhi dunia ini.
Jika berjuang hanya karena harta, mungkin sekarang kita akan berbicara bahasa Jepang atau Belanda. Dunia akan sepi dari pujian dan cacian. Bahkan samudera yang luas akan menggenang tanpa ombak, karena tak diricuhkan oleh kaki bangsat yang beradu dengan pembela identitas pribadi dan bersama.
Perjuangan akan hilang tanpa ada yang kita bela. Penjajah dunia dari kelas Eropa hingga Asia ingin membela diri dan hidupnya dan mereka bergerak. Selalu asa yang mereka bela. Dan mereka tidak malu dengan mata sipit atau hidung mancung saat berjuang. Maka mulailah peperangan.
Perjuangan akan hampa jika yang kita bela adalah hal yang lumrah dan mudah rusak. Apa guna kita membela pohon yang akhirnya akan rapuh, patung akan hancur, semuanya akan dimakan usia. Hampa jika apa yang kita perjuangkan hanya kembaran yang sama-sama tercipta dari dua sejoli yang bercinta. Semuanya akan musnah.
Jangan bergarap perjuangan kita akan mulus. Entah bagaimana masalah itu datang padahal awalnya di dunia ini hanya 2 orang yang berlawan jenis. Lalu mereka menemukan masalah. Lantas siapa yang akan menghitung jumlah perdebatan setelah bani Adam memenuhi dunia ini.
Jangan malu karena miskin, karena pejuang Indonesia menang dengan bambu runcing. Jangan gengsi karena kurang tampan, karena perjuangan hanya meminta proses dan efektivitas kinerja. Mari mulai memandang seseorang dengan tujuannya sebagaimana Allah melihat manusia dari niatnya. Tak peduli dia berdompet tipis, bekerja sebagai satpam, berwajah datar, jika disana kita menemukan jalan perjuangan dimana kita bisa berjalan bersama maka berjalanlah jika itu baik di mataNya. Jangan hiraukan kecilnya intensi yang kita perjuangkan, sekelas kampung sekalipun kita akan dinilai atas keinginan yang baik. Selamat berjuang saya !!
Komentar
Posting Komentar