Dulunya manusia saling berkasih sayang
Hingga sampai pada titik enggan berseteru
Besarnya pengorbanan jadi ujian dari Tuhan
Saat waktunya mereka akan dihadapkan dengan nikmat
Laga selanjutnya adalah "tadhiyah" manusia
Agregat antara merelakan dan menimbun kebahagiaan akan dipertanyakan
Karena tanggungan umat masih hilang di permukaan
Hingga sampai pada titik enggan berseteru
Besarnya pengorbanan jadi ujian dari Tuhan
Saat waktunya mereka akan dihadapkan dengan nikmat
Laga selanjutnya adalah "tadhiyah" manusia
Agregat antara merelakan dan menimbun kebahagiaan akan dipertanyakan
Karena tanggungan umat masih hilang di permukaan
Keindahan wajah dan harta pernah menjadi tren pemimpin
Akibatnya antek-antek latah mengulanginya
Gagal pahamnya itu dituhankan, padahal orang sumur menjadi raja dan tampan
Rakyat sejahtera, negara aman dan tahan kerontang
Ketika itu juga
Uang, jabatan dan akar-akar Leninisme pernah mendunia
Umat terlaknat karena cinta dengan hartanya, kagum dengan tampilan istananya
Berharap jadi gengsi dasinya Ramses 3
Semua itu hancur tak berbekas, bagai senja dimakan isya
Akibatnya antek-antek latah mengulanginya
Gagal pahamnya itu dituhankan, padahal orang sumur menjadi raja dan tampan
Rakyat sejahtera, negara aman dan tahan kerontang
Ketika itu juga
Uang, jabatan dan akar-akar Leninisme pernah mendunia
Umat terlaknat karena cinta dengan hartanya, kagum dengan tampilan istananya
Berharap jadi gengsi dasinya Ramses 3
Semua itu hancur tak berbekas, bagai senja dimakan isya
Masa kehidupan terus berputar sebagaimana ayat Tuhan
Bahwa kekuasaan akan terus bergulir dalam genggaman manusia
Entah dia yakin atau enggan
Tapi manusia dibingungkan dengan nikmat
Mana miliku, mana milikmu bahkan milikNya
Dan ternyata hidup terus berulang
Keyakinan tak ayalnya kertas kosong murahan
Harta dan tahta jadi bandingannya
Siapa tak punya kekayaan ia ditinggalkan meski dengan cinta
Lebih-lebih hampa cinta
Siapa tak bertahta ia tak pantas beradam/hawa
Bahwa kekuasaan akan terus bergulir dalam genggaman manusia
Entah dia yakin atau enggan
Tapi manusia dibingungkan dengan nikmat
Mana miliku, mana milikmu bahkan milikNya
Dan ternyata hidup terus berulang
Keyakinan tak ayalnya kertas kosong murahan
Harta dan tahta jadi bandingannya
Siapa tak punya kekayaan ia ditinggalkan meski dengan cinta
Lebih-lebih hampa cinta
Siapa tak bertahta ia tak pantas beradam/hawa
Ketika pengorbanan dianggap hasil akhir
Sedangkan dunia dihabisi hingga emasnya
Lalu dimana tempat "proses" bersemayam
Apakah sistem menjadi tak berharga bagi manusia ?
Jangan pikir besi menjadi pisau karena seorang pandai
Mereka butuh api, butuh menunggu, butuh bahan bakar, bahkan butuh orang lain
Semoga hidup kita tak sehina besi
Sedangkan dunia dihabisi hingga emasnya
Lalu dimana tempat "proses" bersemayam
Apakah sistem menjadi tak berharga bagi manusia ?
Jangan pikir besi menjadi pisau karena seorang pandai
Mereka butuh api, butuh menunggu, butuh bahan bakar, bahkan butuh orang lain
Semoga hidup kita tak sehina besi
Enyahlah hedonisme keparat...
Komentar
Posting Komentar