Langsung ke konten utama

Optimisme Pemuda


JASMERAH adalah modal bagi para pemuda. Karena sejarah dan peradaban tidak pernah lepas dari sosok pemuda. Karena sejarah adalah fakta bukan fiksi. Kita diobati dan didorong dengannya. Bisa karena gengsi, termotivasi atau hanya sekedar paksaan. Apapun alasannya sejarah tetap bahan dasar dari racikan peradaban yang harus dilakoni setiap pemuda.
Sejarah tidak pernah bohong. Dia selalu berjalan menemani zaman yang berbeda dalam permasalahan yang sama. Itulah kenapa kita jangan sekali-kali melupakan sejarah. Muhammad dalam tugasnya menyampaikan risalah bersama pemuda disekelilingnya. Ali, Sa’ad bin abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zaid bin Tsabit mereka semua ada bersama Rasulullah. Menjalankan tugas umat, mereka mewakili umat di umurnya yang masih muda.
Dan bukan rahasia lagi seorang proklamator kemerdekaan Indonesia Soekarno pernah berkata “berikan aku 10.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berukan aku 10 pemuda akan kuguncangkan dunia”. Yang saya pribadi pertanyakan, mengapa hanya 10 ? Mengapa harus pemuda ? 10 ribu orang tua hanya mampu cabut semeru sedangkan pemuda bisa guncangkan dunia.
Pandangan saya tentang 10 pemuda adalah gambaran Soekarno tentang kekuatan, agresifitas dan kreatifitas seorang pemuda sudah tidak dimiliki orang tua. Dan 10 bukanlah kuantitas sebenarnya yang diinginkannya, tapi lebih kepada jumlah populasi pemuda di indonesia yang banyak. Jika manusia dibagi 3 fase (Anak - Pemuda - Orangtua) maka kuantitas fase tengah adalah tertinggi. Dan Soekarno sudah membayangkan bagaimana kalkulasi kekuatan seluruh pemuda jika disatukan. Dalam artian ikut berkontribusi dalam aspek apapun. Maka hasilnya adalah mengguncangkan dunia.
Mengapa pemuda ? Mengapa tidak politikus, seniman, budayawan, saintis atau ulama. Karena mereka yang menopang negara ini ? Itu karena dengan kualitas pemuda, mereka bisa menjadi politikus hingga cikal bakal ulama penerus.
Tentu bukan kepastian, karena makna sebuah syair hanya dimengerti mereka yang menciptakan. setiap orang bisa memaknai semaunya tanpa batas. Tapi pada akhirnya mereka akan sampai pada kesimpulan kualitas dan kuantitas pemuda.
Dalam pepatah arab (saya belum klarifikasi apakah ini hanya pepatah atau hadits) العالم كبير وان كان حدثا و الجاهل صغير و ان كان شيخا    yang artinya seorang berilmu akan terlihat besar walaupun dia hanya seorang pemuda tetapi seorang yang bodoh akan terlihat kecil walaupun sebenarnya dia sudah tua. Pemuda adalah politikus bukan tidak mungkin. Pemuda adalah ulama karena syaratnya bukan tua. Pemuda adalah ilmuwan karena peraih nobel tidak harus tua.
Sekiranya dari sejarah dan fakta pepatah arab sudah cukup memberi dan menjaga optimisme kaum muda untuk maju. Tetap melangkah menuju peradaban karya sedereknya yang penuh ide, imajinatif dan kreatif. Pergerakan pemuda adalah mungkin untuk sebuah perubahan. Dan inilah yang ditunggu-tunggu oleh pertiwi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yahya Sinwar dan Naluri Kepahlawanan Ja’far bin Abi Thalib

  Ja’far bin Abi Thalib turun ke medan perang dengan keberanian, meski ada pesan tak biasa dari Nabi Muhammad bagi pasukan Mu’tah. Zaid bin Haritsah wafat, Ja’far langsung mengamankan panji Islam, tanda Islam tidak tunduk pada banyaknya pasukan Romawi. Tangan kanannya terputus, Ja’far hanya peduli pada panji Islam agar terus berkibar. Kibaran panji Islam bukan soal simbol belaka, ada kobaran semangat yang akan mendorong tiga ribu umat Islam yang berjibaku. Giliran tangan kiri Ja’far yang ditebas, sisa tangannya bersusah payah menarik kembali panji Islam agar tetap berkibar. Ja’far wafat dalam kondisi yang mengenaskan, panji dilanjutkan oleh Ibnu Rawahah dan berujung kematian juga untu dirinya. Khalid bin Walid hadir memberi angina segar dan mampu mengusir ratusan ribu pasukan romawi dari Mu’tah. Ja’far merupakan sahabat yang memiliki kapasitas kelas kakap, kemampuan bernegosiasi di hadapan Raja Najasyi berhasil mengamankan puluhan umat Islam di Ethiopia. Saat berduel dengan ped...

Jaminan Dewasa bukan Usia

Masalah dewasa selalu menjadi persoalan di tengah kebingungan orang menentukan standar apa yang harus dipahami. Soal standar dewasa ini memang sangat relatif. Sulit mencari sudut pandang yang objektif, sebab ukuran dewasa seseorang sangat banyak pertimbangannya. Melihat dari sudut satu tidak menutup perbedaan yang terbentang dari sudut pandang satunya. Belum lagi dilihat dari banyak ilmu yang berbicara tentang seperti apa dewasa sebenarnya. Bahkan saat kita mengatakan “masyarakat indonesia belum terlalu dewasa menyikapi masalah” , justru pernyataan itu akan berbalik. Dewasa kah orang yang mengatakan masyarakat belum dewasa? Dalam mata hukum misalnya, secara umum  batas usia seorang dewasa adalah 21 tahun. Tapi dalam undang-undang lainnya menentukan batas usia yang berbeda dalam memandang kedewasaan. Menurut sebagian ahli menyebut batas awal dewasa adalah usia 18 tahun. Sedangkan hukum Islam menyebut seorang baligh adalah dengan ihtilam, tumbuhnya rambut kemaluan dan usia t...

Perempuan Menutup Aurat atau Lelaki Menahan Nafsu?

Polemik patriarki selalu jadi tema pembahasan para feminism. Ada sudut pandang lain yang menurut mereka lelaki terlalu spesial dari perempuan.  Salah satunya soal perintah perempuan harus menutup aurat, lalu dihubungkan dengan soal tindakan kriminal, pemerkosaan dan menjaga kehormatan. Feminism melihat bukan soal perempuan yang harus menutup aurat, tapi lelakilah yang harus menahan nafsu. Dari sinilah perseteruan dimulai! Menurut saya, tidak ada polemik yang perlu diperpanjang, entah siapa yang memulai, tapi pembahasan ini seharusnya selesai sejak kedua titah itu dituliskan. Jika dilanjutkan, akhirnya muncul ribuan pertanyaan. Kenapa perempuan harus bertanggung jawab atas nafsu lelaki? Kenapa perempuan yang harus jaga diri dari lelaki, bukan sebaliknya? Dari pihak lain akan bertanya juga dengan konteksnya.  Menutup aurat itu kewajiban bagi perempuan, begitu juga menahan nafsu wajib bagi lelaki. Ego masing-masing yang membuat perdebatan ini tidak ada endingnya. Ada satu perspek...