Langsung ke konten utama

Ada Apa Dengan Indonesia ?

Artikel ini sudah diterbitkan di dakwatuna.com

Oleh:  Azharrijal
Animisme adalah ajaran yang pertama dianut oleh umat manusia di Indonesia. Begitulah telinga mendengar daripelajaran sejarah. Sesembahan sudah menjadi agamanya nenek moyang kita sejak dulu. Bukan Budha, Hindu, Kristen atau bahkan Islam sekalipun.Barulah agama-agama lain merasuk jiwa-jiwa polos masyarakat awwam, seperti Hindu dan Budha mulai memasuki ideologi kita. Dan Islam mampu menutupi kejahiliyahan dari semua ajaran yang sudah menyebar sebelumnya. Seperti itulah firman Allah menjelaskan bahwa Islam datang terakhir sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya. Karena selarasnya ajaran Islam dengan fitrah manusia, sehingga Islam mudah menyebar di kalangan awwam Indonesia. Sampai padasaatnya menjelma menjadi agama mayoritasNegara Kesatuan Republik Indonesia.Tapi semakin kesini popularitas muslim Indonesia semakin menurun. Setidaknya setiap tahun muslim Indonesia terus menurun. Dari angka 90% ke 86% dan 80% hingga sampai pada survey terakhir seperti yang dikatakan oleh Brigjen (purn.) Dr. anton Tabah menurut data dari Depag bahwa islam di Indonesia hanya tinggal 76%. Dan setiap tahunnya ada 2 juta orang murtad, sedangkan muallaf hanya segelintir orang saja.Jika keadaan seperti ini dibiarkan begitu saja, maka 10 atau 20 tahun ke depan Islam akan menjadi agama minoritas di Indonesia.Memang sangat miris untuk mendengar kenyataan ini. Tapi itulah yang terjadi. Dakwah kita hanya sampai padaishlahsaja. Butuh proyek baru dalam pola pikir dakwahkita, seperti dakwah untuk mengislamkan. Karena menurunnya angka muslim Indonesia disebabkan oleh pemurtadan dan harus melawannya denganishlahdandakwah ila islam.Di saat islam Indonesia carut marut seperti ini. Tapi justru di Negara-negara Amerika, Islam mengalami peningkatan yang pesat. Seperti dikatakan Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia, Kristen baueur, banyak yang tidak mengetahui fakta bahwa hampir di 20 negara dari 50 negara di Amerika penganut agama kedua terbesarnya adalah Islam.Lalu, ada apa dengan Indonesia ?Bukankah kita Negara besar denga mayoritas muslim terbanyak di dunia. Tapi nyatanya persentase itu tidak menjanjikan keadaan Islam di negeri ini. Seakan kuantitas yang sering dibicarakan banyak orang akan popularitas muslim di Indonesia hanyalah guyonan untuk menenangkan mayoritas akan keadaan agamanya. Padahal di balik itu semua islam mengalami penurunan drastis setiap waktunya.Sebenarnya, ada apa dengan Indonesia ?Kala Walisongo berusaha mendekatkan Islam kepada masyarakat yang sudah memiliki kepercayaan sebelumnya. Dan akhirnya diterima di semua kalangan, suku dan etnies. Tapi Indonesia membiarkan mereka satu-persatu dari agama Allah ini. Indonesia lupa bagaimana Takbir Bung Tomo mengangkat martabat Indonesia. Lupa bagaimana poin-poin Islam yang tergabung dalam pancasila telah menyatukan ribuan pulau dari sabang sampai merauke.Wallahu a’lam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yahya Sinwar dan Naluri Kepahlawanan Ja’far bin Abi Thalib

  Ja’far bin Abi Thalib turun ke medan perang dengan keberanian, meski ada pesan tak biasa dari Nabi Muhammad bagi pasukan Mu’tah. Zaid bin Haritsah wafat, Ja’far langsung mengamankan panji Islam, tanda Islam tidak tunduk pada banyaknya pasukan Romawi. Tangan kanannya terputus, Ja’far hanya peduli pada panji Islam agar terus berkibar. Kibaran panji Islam bukan soal simbol belaka, ada kobaran semangat yang akan mendorong tiga ribu umat Islam yang berjibaku. Giliran tangan kiri Ja’far yang ditebas, sisa tangannya bersusah payah menarik kembali panji Islam agar tetap berkibar. Ja’far wafat dalam kondisi yang mengenaskan, panji dilanjutkan oleh Ibnu Rawahah dan berujung kematian juga untu dirinya. Khalid bin Walid hadir memberi angina segar dan mampu mengusir ratusan ribu pasukan romawi dari Mu’tah. Ja’far merupakan sahabat yang memiliki kapasitas kelas kakap, kemampuan bernegosiasi di hadapan Raja Najasyi berhasil mengamankan puluhan umat Islam di Ethiopia. Saat berduel dengan ped...

Jaminan Dewasa bukan Usia

Masalah dewasa selalu menjadi persoalan di tengah kebingungan orang menentukan standar apa yang harus dipahami. Soal standar dewasa ini memang sangat relatif. Sulit mencari sudut pandang yang objektif, sebab ukuran dewasa seseorang sangat banyak pertimbangannya. Melihat dari sudut satu tidak menutup perbedaan yang terbentang dari sudut pandang satunya. Belum lagi dilihat dari banyak ilmu yang berbicara tentang seperti apa dewasa sebenarnya. Bahkan saat kita mengatakan “masyarakat indonesia belum terlalu dewasa menyikapi masalah” , justru pernyataan itu akan berbalik. Dewasa kah orang yang mengatakan masyarakat belum dewasa? Dalam mata hukum misalnya, secara umum  batas usia seorang dewasa adalah 21 tahun. Tapi dalam undang-undang lainnya menentukan batas usia yang berbeda dalam memandang kedewasaan. Menurut sebagian ahli menyebut batas awal dewasa adalah usia 18 tahun. Sedangkan hukum Islam menyebut seorang baligh adalah dengan ihtilam, tumbuhnya rambut kemaluan dan usia t...

Perempuan Menutup Aurat atau Lelaki Menahan Nafsu?

Polemik patriarki selalu jadi tema pembahasan para feminism. Ada sudut pandang lain yang menurut mereka lelaki terlalu spesial dari perempuan.  Salah satunya soal perintah perempuan harus menutup aurat, lalu dihubungkan dengan soal tindakan kriminal, pemerkosaan dan menjaga kehormatan. Feminism melihat bukan soal perempuan yang harus menutup aurat, tapi lelakilah yang harus menahan nafsu. Dari sinilah perseteruan dimulai! Menurut saya, tidak ada polemik yang perlu diperpanjang, entah siapa yang memulai, tapi pembahasan ini seharusnya selesai sejak kedua titah itu dituliskan. Jika dilanjutkan, akhirnya muncul ribuan pertanyaan. Kenapa perempuan harus bertanggung jawab atas nafsu lelaki? Kenapa perempuan yang harus jaga diri dari lelaki, bukan sebaliknya? Dari pihak lain akan bertanya juga dengan konteksnya.  Menutup aurat itu kewajiban bagi perempuan, begitu juga menahan nafsu wajib bagi lelaki. Ego masing-masing yang membuat perdebatan ini tidak ada endingnya. Ada satu perspek...