Hidup adalah pilihan, dan pilihan itu akan semakin terasa
efeknya di zaman sekarang di Indonesia ini, karena antara yang baik dan tidak
baik keduanya telah terbuka, antara yang benar dan salah tidak ada pembatas,
tidak seperti zaman Adolf Hittler tidak ada pilihan lain kecuali menjadi
pengikutnya, walaupun sebenarnya pilihan itu seharusnya tetaplah ada, tapi
paksaan yang kuat menjadikan seakan-akan hak manusia untuk memilih menjadi
hilang, begitu juga pada zaman Soeharto, secara tertulis mungkin benar adanya
hak untuk memilih kehidupan, tapi nyatanya di lapangan itu tidak ada, kekuatan
telunjuk penguasa lebih berhak menentukan pilihan kehidupan setiap manusia.
Dan sekarang, sekaranglah alam demokrasi, dunia toleransi
Indonesia dan pilihan menjadi benar-benar penentu, kehidupan setiap insan ada
di pilihannya masing-masing, efek toleransi yang besar masyarakat Indonesia
kini menjadikan hidup itu benar-benar pilihan, dan semakin jelas saat segala
sesuatu terbuka lebar, entah itu kebaikan atau keburukan, ataupun itu agama
tertentu atau amalan tertentu, tentunya itu semua menjadi hak pilihan bagi
manusia, dan disinilah akan terlihat bahwa hidup adalah pilihan, barang siapa
memilih yang buruk maka buruk pula kehidupannya, dan barang siapa memilih yang
baik, maka baik pula kehidupannya. Dan itu semua adalah keputusan yang diambil
setiap pribadinya jika dia tahu kebaikan maka akan memilih jalan baik, jika
tidak maka sebaliknya.
Tapi disayangkan adalah, mereka tahu sesuatu yang baik tapi
seakan amnesia, atau pura-pura tidak tahu akan kebaikan itu, sehingga tetap
memilih jalan yang tidak baik yang justru pada akhirnya mereka mendapatkan hal
yang tidak diinginkan, sangat fatal bila benar terjadi seperti ini. Karena
pertama, mereka tidak mensyukuri akan pengetahuan akan sesuatu yang baik dengan
memilih yang buruk, padahal di tempat lain banyak yang orang lain yang memilih
jalan yang salah hanya karena tidak mengetahui antara kebaikan dan keburukan.
Kedua, kebodohan saat jelas kebaikan itu tinggal melangkahkan kaki, tapi justru
menghindar dari yang jelas itu, dan hanya mencoba dan mencari jalan sebaliknya
yang belum tentu kebenarannya.
Mari kita manfaatkan pengetahuan kita tentang kebenaran dan
keburukan ini dengan berjalan dalam kebenaran dan menghindar dari keburukan.
Komentar
Posting Komentar