Kapan terakhir kali kita berniat untuk bersyukur dengan
wujud air yang Allah berikan? Inilah nikmat terbesar milikNya, bahkan 2/3 dunia
adalah air begitupun diri kita yang terdiri dari air, sangat agung kebesaranNya
walau hanya dengan air. Patutlah kita bersyukur dengan nikmat ini.
Kebesarannya melalui Air adalah hal yang besar yang tak bisa kita lupakan
selama-lamanya, air yang terus mengalir sejak zaman nabi hingga akhir nanti
kiamat, bagaimana mungkin kita melupakan jasa sebesar ini, manusia dari dulu
hingga sekarang siapapun dia, entah
seorang presiden, menteri, bisnismen, entreupreneur, khotib, penjual, supir
bahkan seorang pengemispun semua tercipta dari setetes air. Tidak terbayang
bagaimana kebesaranNya ini bekerja untuk menjadikan setes air itu menjadi
bongkahan daging bersasis tulang.
Teringat lagi dengan Nabi Musa bersama aliran air sungai dia
sampai di tangan seorang istri raja besar dan tajir Fira’un dan diangkat
sebagai budaknya hingga dia besar sebagai seorang yang kaya padahal dia seorang
anak dari kalangan bani Israel dan terancam akan dibunuh oleh ayah angkatnya
itu karena setiap anak laki-laki pada zaman itu harus dibunuh atas perintah
Firaun, besarnya keagungan Allah sehingga hadirlah seorang Nabi yang berasal
dari air yang mengalir menuju kerajaan.
"bagaimana mungkin kita lupakan air yang bisa menjadikan kemaslahatan juga musibah"
Lalu, sesuatu yang tak pernah terlupakan dari seorang ayah
angkat Nabi Musa adalah Firaun dengan kesombongannya mengaku sebagai tuhan yang
maha menghidupkan dan mematikan padahal Allha lah yang Maha Menghidupkan dan
Mematikan, maka Allah utus Musa untuk mengingatkan Firaun bahwa tuhan itu Allah
SWT yang esa, didakwahi oleh anak tirinya firaun menjadi musuh berat bagi musa,
hingga suatu hari dia mengejar musa bersama pengikutnya untuk dibunuh hingga
Allah mengadzab mereka dengan menenggelamkannya, air di laut merah dengan kebesaranNya mampu menyelamatkan Nabi
Musa dengan pengikutnya.
Lagi Ismail Alaihi Salam, kejadian besar yang tak bisa
dilupakan ketika beliau bersama dengan ibunda Hajar, di tengah padang pasir
Ismail kecil menangis merengek karena kehausan kepanasan, sang ibu dengan
kekuatan rasa sayang kepada sang anak berlari kecil dari bukit Shafa ke Marwa
mencari air hingga beberapa kali dan ini menjadi salah satu rukun haji, belum
menemukannya dan bertawakal kepada Allah Ismail kecil menangis
menendang-nendang tanah hingga keluarlah air, yang mana air itu tidak berhenti
mengalir hingga sekarang.
Belum lagi ketika ciptaanNya ini menjadi tentara pembela
Nabi Nuh bagi mereka kaumnya yang durjana denga segala kesombongan keangukahannya,
tanpa terkecuali Allah tenggelamkan mereka semua yang tidak ingin mengikuti
ajarannya dan menyombongkan dirinya, hingga istri dan anaknya pun punah di
makan air si tentara Allah SWT.
Air juga sumber kehidupan bagi manusia, dari kegersangan dan
kesengsaraan Allah jadikan bagi mereka air agar menjadi awal kehidupan yang
baik bagi mereka, inilah kekuatan Allah yang tak bisa dilupakan dan harus kita
syukuri. Atas kekuasaanNya air bisa Dia dari nikmat dan hikmat menjadi musibah
dan masalah, semua bergantung bagaimana kita mensyukurinya, mensyukuri tidak
hanya sekadar hamdalah. Bersyukur adalah action, apa yang kita lakukan dengan
adanya ciptaan Allah ini? Maka mulailah
berniat untuk bersyukur dengan revolusi
dari syukur kata menuju syukur amal, “berbuatlah syukur wahai Daud…” Allah
berkata pada Daud as yang mengartikan bahwa syukur tak hanya berkata-kata tapi
dibarengi dengan Amal.
Komentar
Posting Komentar