SEMUDAH APA KITA BILANG JIHAD ITU TERORIS
mengakui bahwa
berkat resolusi ‘jihad’ yang dikeluarkan oleh para ulama’ secara individu atau
institusi kita bisa hidup seperti ini. Lihat K.H Ahmad Dahlam dengan
Muhammadiyahnya, hanya orang-orang yang memahami keagungan jihadlah yang menyingsingkan lengan bajunya lalu turun
menuju medan perang. Ataukah jangan-jangan mereka lupa dengan pekikan “Allahu
akbar… Allahu akbar… Allahu akbar…” bung Tomo saat menggetarkan peperangan 10
November. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
TEORI jihad sudah banyak berkembang di otak-otak manusia
jaman sekarang, sedangkan ulama salaf dan ulama jama sekarang juga telah
mengeluarkan fatwa dalam kutub- mereka apa itu jihad. Tapi pandangan mereka sekarang??
Dan apa yang jadi terpojokan atas isu itu? Tentu dinullah yang kena. Entah
kenapa, Jihad selalu didekatkan dengan tindakan terorisme, jihad sama dengan
tindakan kekerasan, jihad identik dengan usaha merusak tanpa pandang bulu.
padahal usaha keseharian mencari nafkah dengan sungguh-sungguh juga termasuk
jihad, jihad melawan korupsi, jihad dalam menuntut ilmu, bekerja keras,
disiplin, mengekang hawa nafsu dan makna-makna lain. Tapi itulah manusia,
mereka yang terjebak dengan keadaan buatan manusia itu, sehingga entah semudah
apa mereka bisa bilang jihad = teroris.??
Mengapa sependek itu mereka berpikir , padahal jika kita
melirik sedikit kebelakang, Indonesia bahkan sudah sangat identik dengan
kalimat “jihad” yaitu saat keadaan-keadaan kritisnya Indonesia untuk merebut
kemerdekaan, jihad islam lah yang mengantarkan negeri kesatuan ini merdeka,
hanya orang yang buta terhadap sejarah dan munafikin yang tidak
Maka lazim bagi kita mengetahui semua hakikat jihad dalam
islam,, tidak hanya setengah atau bahkan seperempatnya, karena sedikit saja
melenceng, maka entah apa maksud dari jihad yang mereka maksud.
Apakah Jihad itu Pembunuhan?
Tentunya ini jadi pertanyaan besar bagi mereka yang
sedikit terpengaruhi oleh propaganda itu, dari sekian banyaknya jihad tentu
jihad qital/pembunuhan yang paling jadi problem kita.
Untuk masalah ini kita ambil tafsir ayatul ahkam oleh
imam muhammah ‘ali asshobuni.
Tentang ini tafsir menjelaskan bahwa itu berkaitan dengan
firman Allah QS Al-Baqarah : 190-195,
وَقَاتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ
يُقَاتِلُونَكُمْ وَلاَ تَعْتَدُواْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِين (190)وَاقْتُلُوهُمْ
حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ وَالْفِتْنَةُ
أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ تُقَاتِلُوهُمْ عِندَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ حَتَّى
يُقَاتِلُوكُمْ فِيهِ فَإِن قَاتَلُوكُمْ فَاقْتُلُوهُمْ كَذَلِكَ جَزَاء الْكَافِرِينَ(191)فَإِنِ
انتَهَوْا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ(192)وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لاَ
تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ لِلَّهِ فَإِنِ انتَهَوْا فَلاَ عُدْوَانَ
إِلاَّ عَلَى الظَّالِمِينَ(193)الشَّهْرُ الْحَرَامُ بِالشَّهْرِ الْحَرَامِ وَالْحُرُمَاتُ
قِصَاصٌ فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُواْ عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى
عَلَيْكُمْ وَاتَّقُواْ اللَّهَ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ(194)وَأَنفِقُواْ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
وَأَحْسِنُواْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ(195)( arti bisa dilihat di al-quran terjemah)
Dari beberapa ayat itu, ada 2 kalimat yang banyak
menyalahtafsirkan antara" "وقاتلوا dengan “وقتلوا”, dalam
tafsir ini kalimat pertama (saling membunuh di antara 2 kubu) itu untuk sebelum
peperangan, sehingga dalam terusan arti dalam Indonesia, “maka perangilah di
jalan Allah orang-orang yang MEMERANGI KAMU, tapi jangan melampaui batas… “(2 : 190) sengaja saya beri
huruf besar, karena ini konsep dasar peperangan, adalah memerangi mereka yang
memerangi kita. Jika mereka tidak memerangi kita lalu kita memeranginya maka
itulah makna kalimat ke 2, “وقتلوا”
(menghilangkan nyawa dengan dibunuh/satu actor) dan ini lah yang dimaksud
“membunuh” tapi apakah benar islam menyuruh untuk itu, sehingga teroris itu
seakan dalam keadaan berjihad kala membunuh. Nah,, dalam tafsir di jelaskan
bahwa kalimat ke-2 ini berarti dalam peperangan, sehingga membunuh menjadi
halal dan tak perlu menunggu muslim diserang/terbunuh seperti ayat sebelumnya.
Sehingga simpulkan saja perang dengan membunuh. Perang
itu perintah Allah saat kita dalam keadaan diperangi, sedangkan membunuh itu
jelas hukumnya haram keculi saat dalam keadaan peperangan, mana mungkin ketika
dalam perang kita menunggu mereka membunuh kita lalu menyerang, maka dalam
kalimat ke-2 ini Allah berkata bunuhlah.. itulah sebabnya, tapi bukan berarti
perintah pada kita untuk membunuh secara manual tanpa li I’laai kalimatillah.
Jadi ayat ini salahsatu yang biasa dipakai mereka untuk menjadikan alasan
teroris terhadap jihad, padahal bayan tadi jelas bahwa Allah memerintahkan kita
untuk MEMERANGI kaum kafir yang membunuh kaum muslim fi sabilillah, dan bukan
MEMBUNUHNYA.
“لا عدوان الا علر الظالمين”
tidak ada musuh kecuali mereka orang dhalim”. Tidak ada musuh berarti tidak
yang harus kita dhalimi, atau yang harus kita bunuh kecuali. Mereka yang
dhalim, mereka menjadi musuh kita ketika mereka mendhalimi kita.
Yang bisa kita petik dari ayat itu yang berkaitan dengan
jihad
1.
Tidak ada satupun kalimat
“qital” atau “jihad” dalam quran kecuali ia dibarengi sesudahnya ibaroh “fi
sabilillah”, sehingga bisa kita ambil kesimpulan bahwa tujuan atau suruhan
Allah untuk membunuh itu li I’laai kalimatillah, buakn untuk penyiksaan,
menunjukan keberanian atau bahkan terkenal di dunia. Seperti qawl Rasulullah
“man qootala li takuuna kalimatillah hiyal ‘ulya fa huwa fi sabililllah”.
Dengan ini sangat jelas bahwa dalam islam pembunuhan jadi perintah ketika untuk
menegakan kalimat Allah.
2.
Di ayat selanjutnya pun (2
: 195), ada suruhan jihad melalui harta kita dengan infaq, sehingga makna jihad
tidak hanya dalam perang saling bunuh, dan akhwat pun bisa berpartisipasi dalam
jihad fi sabilillah.
PROPAGANDA MEDIA dan Penyimpangan Makna Jihad
Di tanah republik ini media sangat berperan besar, para
pers/jurnalis yang dilindungi dengan UU, dan sangat layak kita sebutkan bahwa
media berpengaruh besar bagi kehidupan warga Indonesia saat ini, sehingga
apapun efeknya, baik atau buruk sedikitnya itu akan jadi pacuan pembaca,
pendengar dan penonton. Dan ini yang menjadi masalah saat ini, dengan
berita-berita, pernyataan yang secara tidak langsung telah menggambarkan wujud
terorisme dalam islam. Betapa berat kita menyikapi pandangan ini, agama Allah
yang qudus ini tercap sebagai teroris, kenapa bisa?
Karena kita tidak tahu siapa
di balik media-media itu,
walaupun hakikatnya pers memiliki tanggung jawab tinggi terhadap berita ini
tapi lihat saja apa yang terjadi, banyak yang menyimpangkan makna “jihad”
keluar dari definisi sesungguhnya, ditambah lagi dengan momen-momen atau
peristiwa yang bisa dijadikan alat untuk mengotak-atik arti jihad itu sendiri ;
mereka sedikit banyaknya merekayasa kasus-kasus pemboman dimanapun itu
(bali1&2, boston), dalam berita muncul kitab-kitab islam, atau web-web
milik islam sehingga otomatis terbayang bahwa teroris itu islam, padahal apakah
dengan semudah itu kita yakin dengan kebenaran berita. Padahal di saat yang
sama masyarakat dunia bisa melihat dengan mata kepala sendiri betapa jahat dan
biadabnya Amerika, Cs atas tindak terorisme dengan pengeboman-pengeboman yang
menumpahkan darah dan nyawa yang jumlahnya ratusan kali lipat dibandingkan
kasus bom Bali. Lihatlah nasib rakyat Irak, rakyat Afganistan, yang
dicabik-cabik penjajah Amerika cs. Memang media-media, para jurnalis menjadikan
pencacian amerika itu berita tapi hanya sedikit orang yang mempelajari dan tahu
tentang PROPAGANDA MEDIA. Sehingga pengertian ini mengalir deras dari
mulut-mulut orang kufar atau dari kalangan muslim yang kurang paham tentang
hakikat jihad. Atau keluar dari ulama-ulama bayaran dan kaum munafikin yang
hendak merusak ajaran-ajaran Islam. Cuma karena sokongan media yang pro mereka
maka ‘kebohongan’ dalam memberi arti jihad telah merubah ‘arti bohong’ menjadi
benar dan akhirnya sebagian umat (awam) yang masih butuh bimbingan ini termakan
dan menelan mentah-mentah. Inilah yang disebut bahaya PROPAGANDA MEDIA, setelah
mereka memakan banyak korban dari kasus-kasus di luar ini maka “jihad” yang
paling awet tetap jadi target mereka.
Dan sangat haru kita sadari bahwa ini adalah proyek untuk
mematikan ruh jihad umat islam, makna-makna jihad yang hasil manipulasi ini terus
dipropagandakan di tengah-tengah kaum Muslim untuk mengaburkan dan
menyimpangkan pandangan masyarakat terhadap makna jihad sebenarnya. Padahal jelas-jelas kita sadari dan rasakan
bahwa kafir sangat takut dengan kuatnya hakikat jihad muslim, karena “ruh jihad” merupakan salah satu tiang
pancang bagi tegaknya Islam dan kaum Muslim dari serangan musuh-musuhnya.
Semoga Allah member kekuatan pada kita untuk menghadapinya
Wallahu a’lam bi sshowab
Komentar
Posting Komentar