Aku adalah sebutir pasir yang menetap di sebuah pantai yang sepi tak
berpenghuni, tiada satu pun orang yang datang untuk bermain, memancing
di tepian laut atau bersenda gurau dengan ombak yang bergulung–gulung
tanpa henti dan belas kasih menerpa, menyeret teman teman serta sanak
familiku yang sedang bermain di tepiannya, yang kemudian dihempaskannya
mereka ke dasar biru.
Tenggelam. Tak mudah kembali ketepian
untuk melaksanakan kewajiban, tugas tugas apalagi untuk mengambil hak
hak mereka yang telah hilang bersama mereka. Terseret. Masuk kedalam
dunia penuh keindahan dalam kerajaan laut yang abadi sampai lautan itu
berubah menjadi api.
Kalian
semua dapat mencari aku dengan mudah karena aku adalah sebutir pasir
yang berwarna abu abu yang ada diantara pasir putih yang menghampar luas
di pinggiran laut yang biru. Tetapi kadang kau bisa jumpai aku di
antara pasir hitam.
Sibakkanlah pasir itu maka kau akan
menemukanku sedang bercumbu mesra diantara kerang kerang yang terbenam
dalam gundukan pasir hitam. Kelam. Seakan melukiskan warna dalam jiwaku,
walaupun aku hanya sebutir pasir.
Gemerisik tubuh kami yang
saling bersinggungan karena sang angin yang berhembus pelan menyisir
pantai. Membelai kematian. Berpuluh, beratus, beribu, berpuluh ribu,
beratus ribu, berjuta, bermilyar, bertriliun dan tak terhitung lagi
berapa butir pasir hitam itu yang terhempas, terbawa angin. Dan saat
terjadi gelombang yang sedang bergelora, maka pasir pasir putih akan
terseret ke dalam laut.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
Sastra
Label:
Sastra
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar