Langsung ke konten utama

kondisi islam ; kemarin, kini dan esok



Islam itu ajaran/risalah Allah yang diberikan kepada Nabi kita yang ajarannya dimenangkan di atas ajaran-ajaran lain, dan kemenangan itu semuanya milik  islam seperti yang Dia janjikan. dengan itu kita harus optimis dengan janji itu, tapi optimis tidak  bisa melahirkan kepastian, terkecuali dengan upaya dan usaha dibarengi dengan iman jadi 2 kunci itu yang harus dipegang bersama optimis itu, amal sholeh dan iman yang akan mempertahankan kemenangan.

kondisi kemarin;
saya kutip dari hadits, "Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak dapat menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk.." (HR. Tirmizi)
 islam itu telah mengalami kejayaan pada masa Rasulullah hingga kekhalifahan, yang sampai kini belum lagi terulang seperti yang diharapkan, Islam adalah pusat peradaban dunia, dalam ilmu dan pendidikan, pemerintahan dan keadilan, akhlak dan keagungan. Semua ini terjadi ketika umat berjalan bersama islam. Tetapi ketika Islam sudah mulai ditinggalkan oleh manusia, yang terjadi adalah potret kehidupan Islam di masa kini. inilah motivasi bagi kita menuju usaha dan upaya agar mengembalikan kegemilangan itu.

kondisi kini;
masih dari hadits yang mengisahkan perbincangan sahabat dengan Rasul. Dalam sebuah hadits dikatakan: "Akan datang suatu masa, di mana kalian seperti makanan yang diperebutkan. Sahabat bertanya : 'Apakah jumlah kita pada masa itu sedikit, ya Rasulullah ?', Rasulullah menjawab : Tidak, melainkan jumlah kalian banyak, tetapi kalian laksana buih di lautan"
itu menjelaskan bagaimana keadaan kita sekarang yang sudah dipikirkan oleh rasul sejak dulu, dan nyatanya benar kita (muslim) sekarang layaknya buih di lautan, kata yang lebih mudah "banyak tapi tak berdaya", bukankah seperti itu?? sekarang muslim dunia sudah mayoritas, tapi seakan tak berdaya di buat oleh kafir. Misalnya saja dengan potret umat di belahan dunia ketiga yang diwarnai kemiskinan dan kebodohan, sementara itu penindasan dan penganiayaan terus dialami oleh sebagian yang lain. (ex, palestine, bosnia dll)

kondisi esok;
lagi, dari hadits. rasul berkata "Kenabian ini akan berjalan di tengah-tengah kamu sampai masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian diangkat-Nya kapan Ia kehendaki. Kemudian akan menyusul masa khalifah yang akan berdiri di atas manhaj nubuwah (sistem pemerintahan yang masih murni seperti di jaman Rasulullah), pemerintahan yang murni itu berpegang teguh kepada Islam, yang demikian itu sampai masa yang dikehendaki Allah, kemudian diangkat-Nya jika Ia kehendaki. Kemudian setelah masa itu ada raja yang zalim (diktator) sampai masa yang dikehendaki. Kemudian muncul khalifah yang berdiri di atas manhaj nubuwah." Kemudian Rasulullah SAW diam.
inilah kebangkitan islam yang akan datang dan juga dijanjikan, itu sudah terlihat pada zaman sekarang, sperti banyak kesadaran tuk kembali ke islam, semakin banyak buku dan kaset islam, pertumbuhan organisasi islam dan islam centre, maraknya mesjid dengan aktivitasnya dan jihad yang mulai membara.

apapun yang terjadi kita harus optimis dengan janji Allah  dibarengi upaya dan usaha yakni amal sholeh dan iman.
wallahu'alam bisshowaab...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yahya Sinwar dan Naluri Kepahlawanan Ja’far bin Abi Thalib

  Ja’far bin Abi Thalib turun ke medan perang dengan keberanian, meski ada pesan tak biasa dari Nabi Muhammad bagi pasukan Mu’tah. Zaid bin Haritsah wafat, Ja’far langsung mengamankan panji Islam, tanda Islam tidak tunduk pada banyaknya pasukan Romawi. Tangan kanannya terputus, Ja’far hanya peduli pada panji Islam agar terus berkibar. Kibaran panji Islam bukan soal simbol belaka, ada kobaran semangat yang akan mendorong tiga ribu umat Islam yang berjibaku. Giliran tangan kiri Ja’far yang ditebas, sisa tangannya bersusah payah menarik kembali panji Islam agar tetap berkibar. Ja’far wafat dalam kondisi yang mengenaskan, panji dilanjutkan oleh Ibnu Rawahah dan berujung kematian juga untu dirinya. Khalid bin Walid hadir memberi angina segar dan mampu mengusir ratusan ribu pasukan romawi dari Mu’tah. Ja’far merupakan sahabat yang memiliki kapasitas kelas kakap, kemampuan bernegosiasi di hadapan Raja Najasyi berhasil mengamankan puluhan umat Islam di Ethiopia. Saat berduel dengan ped...

Jaminan Dewasa bukan Usia

Masalah dewasa selalu menjadi persoalan di tengah kebingungan orang menentukan standar apa yang harus dipahami. Soal standar dewasa ini memang sangat relatif. Sulit mencari sudut pandang yang objektif, sebab ukuran dewasa seseorang sangat banyak pertimbangannya. Melihat dari sudut satu tidak menutup perbedaan yang terbentang dari sudut pandang satunya. Belum lagi dilihat dari banyak ilmu yang berbicara tentang seperti apa dewasa sebenarnya. Bahkan saat kita mengatakan “masyarakat indonesia belum terlalu dewasa menyikapi masalah” , justru pernyataan itu akan berbalik. Dewasa kah orang yang mengatakan masyarakat belum dewasa? Dalam mata hukum misalnya, secara umum  batas usia seorang dewasa adalah 21 tahun. Tapi dalam undang-undang lainnya menentukan batas usia yang berbeda dalam memandang kedewasaan. Menurut sebagian ahli menyebut batas awal dewasa adalah usia 18 tahun. Sedangkan hukum Islam menyebut seorang baligh adalah dengan ihtilam, tumbuhnya rambut kemaluan dan usia t...

Perempuan Menutup Aurat atau Lelaki Menahan Nafsu?

Polemik patriarki selalu jadi tema pembahasan para feminism. Ada sudut pandang lain yang menurut mereka lelaki terlalu spesial dari perempuan.  Salah satunya soal perintah perempuan harus menutup aurat, lalu dihubungkan dengan soal tindakan kriminal, pemerkosaan dan menjaga kehormatan. Feminism melihat bukan soal perempuan yang harus menutup aurat, tapi lelakilah yang harus menahan nafsu. Dari sinilah perseteruan dimulai! Menurut saya, tidak ada polemik yang perlu diperpanjang, entah siapa yang memulai, tapi pembahasan ini seharusnya selesai sejak kedua titah itu dituliskan. Jika dilanjutkan, akhirnya muncul ribuan pertanyaan. Kenapa perempuan harus bertanggung jawab atas nafsu lelaki? Kenapa perempuan yang harus jaga diri dari lelaki, bukan sebaliknya? Dari pihak lain akan bertanya juga dengan konteksnya.  Menutup aurat itu kewajiban bagi perempuan, begitu juga menahan nafsu wajib bagi lelaki. Ego masing-masing yang membuat perdebatan ini tidak ada endingnya. Ada satu perspek...