Langsung ke konten utama

bedakan "agama untuk politik" dengan "politik untuk agama"

Ada 2 kalimat nih, cukup memusingkan otak kite2,, yang berkaitan dengan agama dan politik,
tapi ini ngga bahas masalah adanya politik di islam yee,,
hanya biar kita padee bisa bedain tuh kalimat yang bikin pusing, gue aj sempet ketuker smpe beberapa hari, akhirnya gue baca kamus indo,, eh ternyata kebalik,
dikit contoh dulu sebelum lanjut bayangin aj  gni,
orang yang menggunakan agama untuk politik berarti hanya menipudaya saja lewat agama, keenakan bangetkan, liat aj yang nyaleg, awalnya ga pake kerudung, pas potonyee d pampang koq jdi pke kerudung yaa licik banget, biar di  pilih ma muslim katanyaa,, tapi kebenaran itu ga bkal kemna, tenang aj.
tpi klo yang mnggunkan politik untuk islam dia tuh menang agar menyampaikan dakwah dengan mudah, hilangkan maksiat.

yang menunggangi islam untuk politik biasanya suka menggembar-gembor keislaman itu, tapi yang menunggangi politik untuk islam dy biasa ajeee,, ga usah pamer islam segala.
khususnya caleg cewe nih, yang menunggangi islam untuk politik dy tuh pake krdung (smbil kliatan rmbutnya dkit)  nah klo menang dy lepas tuh krdung,, dy cma buat politik aj sh, kllo yang mnunggangi politik untuk islam it, dy emang sblm.y jga udh pke krddung, rapi pula., kalah menang ttep aj pke krdung tuh,,, bedakan,,

masalah jual agama, yang jual agama tuh siapa?? yang agama untuk politik atau yang politik untuk agama??
yaaaaa sangt jelas  dri yg atas juga, tpi biar lbh jelas aj nii,, klo yg politik untk islam tuh ga cma smpe mnggnkan islam untuk jdi pnguasa,, tapi mnggnkn islam mnjadi pnguasa, mnggunkan kekuasaan untuk berdkwah mengislamkan,, kan d hadits jga cara brdkwah slah satu,y dgn kekuasaan nah cara dpt kekuasaan it kan d indo hrus melalui ini.,

poltisiasi islam juga berbda m islamisasi politik.
poltisisasi islam itu=mempolitikan islam,,, bahayakan...
tapi klo islamisasi politik=mengislamkan politik hingga tjuan yg tadi.
sangat jelas dan ekstrim prbedaan antara keduanya, jangan anggap kalimat sbg hal sepele,, bahaya brad/..

wallahu 'alam bisshowab

this my word, how about your?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yahya Sinwar dan Naluri Kepahlawanan Ja’far bin Abi Thalib

  Ja’far bin Abi Thalib turun ke medan perang dengan keberanian, meski ada pesan tak biasa dari Nabi Muhammad bagi pasukan Mu’tah. Zaid bin Haritsah wafat, Ja’far langsung mengamankan panji Islam, tanda Islam tidak tunduk pada banyaknya pasukan Romawi. Tangan kanannya terputus, Ja’far hanya peduli pada panji Islam agar terus berkibar. Kibaran panji Islam bukan soal simbol belaka, ada kobaran semangat yang akan mendorong tiga ribu umat Islam yang berjibaku. Giliran tangan kiri Ja’far yang ditebas, sisa tangannya bersusah payah menarik kembali panji Islam agar tetap berkibar. Ja’far wafat dalam kondisi yang mengenaskan, panji dilanjutkan oleh Ibnu Rawahah dan berujung kematian juga untu dirinya. Khalid bin Walid hadir memberi angina segar dan mampu mengusir ratusan ribu pasukan romawi dari Mu’tah. Ja’far merupakan sahabat yang memiliki kapasitas kelas kakap, kemampuan bernegosiasi di hadapan Raja Najasyi berhasil mengamankan puluhan umat Islam di Ethiopia. Saat berduel dengan ped...

Jaminan Dewasa bukan Usia

Masalah dewasa selalu menjadi persoalan di tengah kebingungan orang menentukan standar apa yang harus dipahami. Soal standar dewasa ini memang sangat relatif. Sulit mencari sudut pandang yang objektif, sebab ukuran dewasa seseorang sangat banyak pertimbangannya. Melihat dari sudut satu tidak menutup perbedaan yang terbentang dari sudut pandang satunya. Belum lagi dilihat dari banyak ilmu yang berbicara tentang seperti apa dewasa sebenarnya. Bahkan saat kita mengatakan “masyarakat indonesia belum terlalu dewasa menyikapi masalah” , justru pernyataan itu akan berbalik. Dewasa kah orang yang mengatakan masyarakat belum dewasa? Dalam mata hukum misalnya, secara umum  batas usia seorang dewasa adalah 21 tahun. Tapi dalam undang-undang lainnya menentukan batas usia yang berbeda dalam memandang kedewasaan. Menurut sebagian ahli menyebut batas awal dewasa adalah usia 18 tahun. Sedangkan hukum Islam menyebut seorang baligh adalah dengan ihtilam, tumbuhnya rambut kemaluan dan usia t...

Perempuan Menutup Aurat atau Lelaki Menahan Nafsu?

Polemik patriarki selalu jadi tema pembahasan para feminism. Ada sudut pandang lain yang menurut mereka lelaki terlalu spesial dari perempuan.  Salah satunya soal perintah perempuan harus menutup aurat, lalu dihubungkan dengan soal tindakan kriminal, pemerkosaan dan menjaga kehormatan. Feminism melihat bukan soal perempuan yang harus menutup aurat, tapi lelakilah yang harus menahan nafsu. Dari sinilah perseteruan dimulai! Menurut saya, tidak ada polemik yang perlu diperpanjang, entah siapa yang memulai, tapi pembahasan ini seharusnya selesai sejak kedua titah itu dituliskan. Jika dilanjutkan, akhirnya muncul ribuan pertanyaan. Kenapa perempuan harus bertanggung jawab atas nafsu lelaki? Kenapa perempuan yang harus jaga diri dari lelaki, bukan sebaliknya? Dari pihak lain akan bertanya juga dengan konteksnya.  Menutup aurat itu kewajiban bagi perempuan, begitu juga menahan nafsu wajib bagi lelaki. Ego masing-masing yang membuat perdebatan ini tidak ada endingnya. Ada satu perspek...