Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Islam itu Menyelamatkan

  Berita utama akhir Maret ini diramaikan dengan peristiwa ledakan bom di depan Gereja Katedral, Makassar. Kabar ini tersebar dengan cepat, begitupun rekam jejaknya yang tersebar dalam bentuk gambar dan video. Seperti biasa isu terorisme dan radikalisme kembali naik ke permukaan. Penampilan pria berjanggut dan perempuan bercadar jadi bahan pembicaraan. Isu diarahkan pada penampilan, seolah identitas mempresentasikan segalanya. Tahun 2017 para ulama dan intelektual Islam dan Kristen mengadakan konferensi yang menyatakan bahwa setiap pengikut agama Islam dan Kristen dapat berdampingan hidup dalam harmoni. Sekaligus menguatkan juga kepada seluruh pihak agar tidak menghubungkan terorisme dengan agama. Tentu setelah pengalaman sebelumnya yang menghasilkan kegaduhan di tengah masyarakat dunia akibat dari identitas teroris. Beberapa dekade ke belakang umat Islam menerima tuduhan fundamentalis, radikalis, teroris dan sebagainya. Begitulah terus tuduhan itu menyebar ke seluruh penjuru...

Adaptasi

Saya pernah membaca tentang kisah Ibnu Khaldun, ternyata dia bercita-cita menjadi politikus ternama. Dia gagal, berbulan-bulan mengalami stres berat. Kenapa? Karena ternyata cita-cita yang dia harapkan berbuah buruk untuk dirinya. Jalan yang ia tapaki selama ini ternyata menghasilkan luka. Ibnu Khaldun tidak tinggal diam, ia harus bangkit, ia sudah menyadari bahwa cita-citanya itu tidak membahagiakan dirinya. Didalami olehnya filsafat sejarah, dan dari sanalah rahasia terungkap. Keberhasilan yang ia harapkan telah hadir, bahkan melampaui masa hidupnya. Hingga kini pun menikmati karyanya yang fenomenal, menjadi rujukan seluruh dunia. Ibnu Khaldun menjadi rujukan bagi ilmu sejarah dan beberapa cabang ilmu lainnya. Namun sisi lain yang menjadi inspirasi adalah cara beliau beradaptasi dengan harapan yang baru. Memang sulit, tapi harus dilalui. Wajar manusia termenung dalam lamunnya, sebab   harapan yang diperjuangkan tak menghasilkan apa-apa. Itu pula yang dialami oleh Ibnu Khaldun...